Di langit Masjidil Haram, burung-burung beterbangan dengan anggun, menciptakan pemandangan yang menenangkan bagi para jamaah. Namun, di balik keindahannya, berkembang sebuah keyakinan yang sudah lama beredar: burung-burung itu bukan sekadar makhluk biasa, melainkan jelmaan malaikat yang membawa berkah bagi siapa saja yang melihatnya. Tak sedikit jamaah yang mencoba menangkap bulunya atau sekadar memanjatkan doa saat burung itu melintas di atas kepala mereka. Tapi, benarkah mitos ini memiliki dasar dalam ajaran Islam?

Asal-Usul Mitos

Mitos ini tampaknya lahir dari dua hal utama. Pertama, Masjidil Haram adalah tempat yang suci dan penuh keberkahan, sehingga banyak orang meyakini bahwa segala sesuatu di dalamnya memiliki keistimewaan spiritual, termasuk burung-burung yang hinggap di pelatarannya. Kedua, dalam Islam memang ada keyakinan bahwa malaikat selalu hadir di tempat ibadah, mencatat amal dan membawa rahmat. Inilah yang membuat sebagian orang menghubungkan keberadaan burung-burung tersebut dengan para malaikat.

Apa Kata Islam?

Islam adalah agama yang berlandaskan wahyu dan dalil yang kuat. Jika menelusuri Al-Qur’an dan hadits, tidak ada satu pun ayat atau riwayat yang menyebutkan bahwa burung-burung di Masjidil Haram adalah malaikat atau memiliki kekuatan spiritual khusus.

Allah SWT berfirman:

“Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang memiliki sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat…” (QS. Fatir: 1)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa malaikat memang memiliki sayap, tetapi mereka adalah makhluk gaib yang tidak bisa dilihat dalam wujud fisik seperti burung.

Burung-Burung di Masjidil Haram

Burung yang sering terlihat di sekitar Masjidil Haram adalah burung asli yang hidup di wilayah Makkah dan sekitarnya. Salah satu spesies yang paling banyak ditemukan adalah burung merpati. Memang, dalam sejarah Islam, burung merpati pernah memiliki peran penting, seperti dalam kisah hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, ketika dua ekor merpati menjaga mulut gua tempat beliau bersembunyi.

Namun, burung-burung yang ada di Masjidil Haram saat ini hanyalah makhluk biasa yang diciptakan Allah sebagai bagian dari ekosistem. Tidak ada dalil yang menyatakan bahwa mereka adalah jelmaan malaikat atau membawa keberkahan tertentu bagi siapa saja yang melihatnya.

Jangan Salah Memperlakukan Burung-Burung Ini

Karena kepercayaan pada mitos ini, beberapa jamaah berusaha menangkap atau mengambil bulu burung di Masjidil Haram dengan harapan mendapatkan keberuntungan. Padahal, tindakan ini tidak dibenarkan dalam Islam.

Sebaliknya, Islam justru mengajarkan umatnya untuk menyayangi semua makhluk hidup. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang menyayangi makhluk di bumi, maka akan disayangi oleh makhluk di langit (Allah dan para malaikat-Nya).” (HR. Tirmidzi)

Bahkan, dalam hadits lain disebutkan bahwa seorang wanita masuk neraka hanya karena mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan. Jika memperlakukan kucing dengan buruk saja bisa mendatangkan hukuman berat, bagaimana dengan menyakiti burung-burung tanpa alasan yang dibenarkan?

Burung-burung yang beterbangan di Masjidil Haram adalah bagian dari ciptaan Allah yang memiliki fungsi ekologi, bukan jelmaan malaikat seperti yang dipercaya sebagian orang. Tidak ada dalil dalam Islam yang menyatakan bahwa burung ini membawa keberkahan khusus.

Daripada mempercayai mitos yang tidak berdasar, lebih baik fokus pada ibadah dan doa yang ikhlas. Keberkahan dan rahmat Allah bisa diperoleh dengan menjalankan ibadah yang benar dan penuh keimanan, bukan dengan mencari keberuntungan dari burung-burung di langit Masjidil Haram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *