Bayangkan langkah pertama Anda memasuki Masjidil Haram. Detak jantung semakin cepat, air mata tak terbendung, dan di depan mata, berdiri megah ka’bah—pusat kiblat umat Islam dari seluruh dunia. Di tengah haru dan kagum, muncul keyakinan yang beredar luas: doa pertama saat melihat ka’bah pasti dikabulkan.
Tak sedikit jamaah yang menutup mata atau menundukkan kepala sebelum benar-benar siap. Mereka ingin memastikan doa terbaik terpanjatkan pada momen ini, karena katanya, kesempatan itu hanya datang sekali dalam hidup. Tapi, apakah benar ada janji pasti dalam Islam bahwa doa ini mustajab?
Dari Mana Asal Keyakinan Ini?
Kepercayaan ini mungkin berasal dari pengalaman spiritual yang mendalam. Rasa haru saat pertama kali melihat ka’bah adalah sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ada getaran jiwa, ada ketundukan total, ada perasaan bahwa Allah begitu dekat.
Beberapa ulama juga menyebutkan riwayat bahwa berdoa saat pertama kali melihat ka’bah adalah waktu yang baik. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, hadis-hadis yang menyatakan hal ini kebanyakan memiliki kelemahan dalam sanadnya. Artinya, tidak ada dalil kuat yang memastikan bahwa doa pada momen itu pasti dikabulkan.
Apa yang Diajarkan Islam?
Islam memang mengajarkan bahwa ada tempat dan waktu tertentu yang lebih utama untuk berdoa, tetapi tidak ada ketentuan khusus bahwa doa saat pertama kali melihat ka’bah memiliki kepastian untuk dikabulkan. Yang ada adalah keutamaan beribadah di Masjidil Haram.
Rasulullah SAW bersabda:
“Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama dari seribu shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Dari hadis ini, jelas bahwa Masjidil Haram adalah tempat yang istimewa, tetapi tidak disebutkan bahwa doa saat pertama melihat ka’bah pasti dikabulkan.
Lalu, Kapan Doa Benar-Benar Mustajab?
Alih-alih menunggu momen pertama melihat ka’bah, Islam sudah menetapkan waktu-waktu khusus yang dijanjikan sebagai waktu mustajab untuk berdoa, seperti:
- Sepertiga malam terakhir – Saat Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya. (HR. Bukhari & Muslim)
- Antara azan dan iqamah – Waktu di mana doa tidak akan ditolak. (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
- Saat sujud dalam shalat – Momen terdekat seorang hamba dengan Allah. (HR. Muslim)
- Hari Jumat, terutama sebelum Maghrib – Salah satu waktu mustajab dalam Islam.
- Saat wukuf di Arafah – Waktu terbaik bagi jamaah haji untuk memanjatkan doa.
Jangan Terjebak Mitos, Teruslah Berdoa
Momen pertama melihat ka’bah memang sangat berkesan, tetapi jangan sampai keyakinan yang tidak berdasar justru mengalihkan fokus dari ibadah yang sesungguhnya. Doa yang mustajab bukan hanya soal tempat dan waktu, tetapi juga soal keikhlasan, keyakinan, dan ketulusan hati.
Jadi, alih-alih menunggu momen tertentu, manfaatkan setiap kesempatan untuk berdoa. Karena Allah Maha Mendengar, kapan pun dan di mana pun.
 
								 
															